Senin, 18 Agustus 2025

TEGAKKAN TAUHID JAUHI SYIRIK & TEBARKAN SUNNAH JAUHI BID'AH

 TEGAKKAN TAUHID JAUHI SYIRIK & TEBARKAN SUNNAH JAUHI BID'AH

(Rekaman Dauroh Aqidah Manhaj bersama Ustadz Yulian Purnama S.Kom حَفِظَهُ الله تعالى )

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Termasuk pokok agama ini adalah mentauhidkan Allah dengan meninggalkan kesyirikan & beribadah hanya kepada Allah سبحانه و تعالى dengan tata cara (sunnah) yang telah diajarkan Nabi ﷺ, apabila menyelisihi dengan membuat tata cara lain maka telah berbuat BID'AH.

Definisi bid’ah dikemukakan oleh Al Imam Asy Syatibi dalam Al I’tishom :

عِبَارَةٌ عَنْ طَرِيْقَةٍ فِي الدِّيْنِ مُخْتَرَعَةٍ تُضَاهِي الشَّرْعِيَّةَ يُقْصَدُ بِالسُّلُوْكِ عَلَيْهَا المُبَالَغَةُ فِي التَّعَبُدِ للهِ سُبْحَانَهُ

Suatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) yang menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.

Pembagian bid'ah diantaranya ;

1. Bid'ah ‘itiqadiyah & Bid’ah fil ibadah

Bid’ah qauliyah ‘itiqadiyah : Bid’ah perkataan yang keluar dari keyakinan, seperti ucapan-ucapan orang Jahmiyah, Mu’tazilah, dan Rafidhah serta semua firqah-firqah (kelompok-kelompok) yang sesat sekaligus keyakinan-keyakinan mereka.

Bid’ah fil ibadah : Bid’ah dalam ibadah : seperti beribadah kepada Allah dengan apa yang tidak disyari’atkan oleh Allah.

2. Bid’ah Haqiqiyyah & Bid’ah Idhafiyyah.

Bid’ah haqiqiyyah ialah bid’ah yang tidak ada dalil syar’inya sama sekali. Baik dari Al Qur’an, Sunnah, Ijma’, maupun istidlal yang mu’tabar menurut para ulama. Ia sama sekali tak memiliki dalil baik secara umum maupun terperinci, karenanya ia dinamakan bid’ah berangkat dari hakekatnya yang memang diada-adakan tanpa ada contoh sebelumnya.

Bid’ah Idhafiyyah: ialah bid’ah yang mengandung dua unsur. Salah satunya memiliki kaitan dengan dalil syar’i, sehingga dari sisi ini ia tidak termasuk bid’ah. Sedang unsur kedua tidak ada kaitannya, namun persis seperti bid’ah haqiqiyyah. Jadi beda antara kedua bid’ah tadi dari segi maknanya ialah: bahwa (bid’ah idhafiyyah) asal-usulnya merupakan sesuatu yang dianjurkan menurut dalil syar’i; akan tetapi dari segi cara pelaksanaan, keadaan, dan detail-detailnya tidak bersandarkan pada dalil. Padahal hal-hal semacam ini amat membutuhkan dalil, karena sebagian besar berkaitan dengan praktik ibadah dan bukan sekedar adat kebiasaan (Mukhtasar Al I’tisham, hal 71)

3. Bid’ah Mukaffirah & Bid’ah Ghairu Mukaffirah.

Bid’ah mukaffirah ialah setiap bid’ah yang menyebabkan pelakunya menjadi kafir, keluar dari Islam.

Bid’ah ghairu mukaffirah, ialah bid’ah yang tidak menyebabkan pelakunya menjadi kafir, akan tetapi terhitung berdosa. Dan tentunya dosa satu bid’ah tidak sama dengan dosa bid’ah lainnya, akan tetapi tergantung dari bentuk bid’ah itu sendiri dan keadaan pelakunya.

Maka dalam menuntut ilmu agama harus selektif agar tidak terjangkiti penyakit bid'ah, Nabi ﷺ bersabda:

إنَّ من أشراطِ الساعةِ أنْ يُلتمسَ العلمُ عند الأصاغرِ

“Sungguh, diantara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diambil dari Al-Ashagir”. (Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam Al-Ausath dan Al-Kabir, Ibnul Mubarak dalam Az-Zuhd, dan dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah)

Imam Ibnul Mubarak menjelaskan:

الأصاغِرُ مِن أهلِ البِدَعِ

“Yang dimaksud dengan al-Ashagir adalah ahli bid’ah”. (Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah li Al-Laalikaai’, 1/95)

Berikut rekaman audionya ;

Sesi 1

https://bit.ly/AudioDaurohAgt2025-1

Sesi 2 

https://bit.ly/AudioDaurohAgt2025-2

Wallahu'alam

Barakallahu fikum

Supported by :

▪️Takmir Masjid Al Ikhlas Karangbendo

▪️AAW Media

▪️Godean Mengaji


🌏 Informasi :

▪️bit.ly/profilrumahtahfidz

▪️registrasi tahfidz Anak : bit.ly/formrumahtahfidzashshiddiq

▪️https://bit.ly/PendaftaranWismaAshShiddiq

Tidak ada komentar: